Peningkatan kompetensi guru harus menjadi prioritas karena mutu pendidikan bergantung pada kualitas dan kompetensi tenaga pendidiknya. Hasil uji kompetensi guru menunjukkan kualitas guru perlu ditingkatkan. Hasil uji kompetensi guru secara nasional rata-rata hanya mencapai 53,02, padahal standar kompetensi minimal ditetapkan 55.
Pelatihan guru melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) dinilai positif karena langsung melibatkan guru di lapangan dan dilakukan di lokasi wilayah guru mengajar. Akan tetapi, harus dipastikan di dalam pelatihan itu dimulai dari proses berefleksi.
Refleksi mutlak dilakukan ketika pelatihan dimulai dan tidak perlu dilakukan terburu-buru. Langkah-langkahnya dapat dilakukan sebagai berikut: pertama, Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau Kelompok Kerja Guru akan mendeteksi masalah di lapangan, lalu dicari solusi bersama. Setelah itu, pertemuan kedua dan ketiga melakukan evaluasi penerapan solusi itu di kelas apabila ada aspek yang perlu dibenahi.
Jika yang diterapkan hanya mendiskusikan masalah, guru akan fokus kepada perbedaan karena masalah bagi satu guru belum tentu dianggap sebagai hal penting bagi guru lainnya. Hal ini karena setiap guru memiliki persepsi berbeda mengenai pembelajaran.
baca juga : 15 macam Keterampilan Pengembangan Profesional Untuk Menjadi Guru Moderen
Refleksi bukan hal yang mudah bisa dilakukan oleh guru, melainkan butuh bimbingan dari pakar yang bisa juga guru senior. Hendaknya ketua MGMP dan KKG memiliki kompetensi memimpin refleksi. Dari hasil penelitian umumnya guru sebatas menulis laporan kegiatan di kelas ketika diminta berefleksi karena belum pernah diajar untuk melakukan refleksi mendalam.
Dalam refleksi, guru melihat kembali hal-hal yang sudah mereka terapkan di sekolah. Mereka juga harus bertanya kepada diri mereka sendiri mengenai "Sudahkah siswa tertarik belajar? Apa yang membuat mereka tertarik ataupun tidak tertarik? Apakah memang materi pelajarannya yang susah atau cara saya mengajar tidak mengena siswa?
Baca juga : Pendampingan Guru Dalam Praktik Perlu ditingkatkan
Pentingnya bagi guru untuk mengetahui tujuan mereka belajar dan mengajar. Setelah itu, mereka harus menanyakan kepada diri sendiri definisi indikator kesuksesan belajar menurut tiap-tiap guru dan sejauh apa mereka memahami kompetensi inti dan dasar.
Perlu lima hingga enam kali pertemuan agar guru benar-benar bisa melakukan refleksi dan otokritik cara mereka mengajar. Bahkan, butuh waktu lebih lama untuk benar-benar mengubah persepsi guru bahwa indikasi kesuksesan belajar bukan nilai ujian yang baik, tetapi motivasi siswa untuk terus belajar, membuka pikiran, mengemukakan gagasan, kreatif, dan pandai berkolaborasi.
Baca juga : Guru Salah Satu Penentu Keberhasilan Pendidikan
Setelah itu, baru mereka bisa mulai mendiskusikan permasalahan yang ada di kelas. Solusi yang diterapkan tidak sekadar menasihati siswa, tetapi melakukan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk ini butuh kemampuan pengelolaan kelas yang baik. Selain itu, guru bersama siswa menyusun target dan strategi belajar sesuai kebutuhan tiap-tiap siswa.
Peningkatan kapasitas guru tidak terbatas kewajiban pemerintah daerah yang menaungi guru SD dan SMP di bawah pemerintah kota/kabupaten dan guru SMA/SMK di bawah pemerintah provinsi tetapi harus ada penjaminan mutu yang berkesinambungan melalui kerja sama kepala daerah.