Perkuat Kemampuan Daya Nalar Pada Siswa

Penyajian soal ujian nasional dianggap sulit oleh siswa. Faktornya, pola pembelajaran yang membangun kecakapan penalaran belum sepenuhnya mampu ditransformasikan dalam pembelajaran di ruang kelas.

Penyelesaian soal-soal bertife high order thinking skills (HOTS) kemampuan berpikir tingkat tinggi terutama dikeluhkan siswa SMA yang menjalani ujian nasional (UN) Matematika pada tahun 2018. Sejumlah siswa menganggap materi yang diujikan belum pernah diajarkan di kelas.

Bisa dipahami jika banyak siswa yang merasa sulit dengan soal yang butuh penalaran tinggi atau HOTS. Sebab, sampai saat ini tradisi belajar yang terjadi di ruang kelas masih sekadar transfer ilmu pengetahuan. Pembelajaran yang dilaksanakan guru umumnya belum membangun kecakapan siswa untuk mampu berpikir kritis. Contoh, kemampuan bertanya secara kritis belum terbangun.

Pembelajaran yang membangun penalaran siswa, bahkan hingga mampu mengambil keputusan, memerlukan proses berpikir yang baik. Para siswa perlu dipahamkan dengan konsep dasar lalu mampu mengaplikasikan dalam konteks kehidupan. Pendidikan yang berkembang secara internasional sudah mengarah bagaimana ilmu yang dipelajari bisa bermakna

Bahkan kolaborasi dari berbagai bidang ilmu sudah dibangun sejak  level pendidikan terendah. Karena itu kemampuan guru untuk mengeksplorasi kemampuan siswa lewat pembelajaran berbasis proyek perlu dikembangkan.

Soal-soal Ujian Nasional yang menuntut penalaran sudah harus diperkenalkan kepada para peserta didik. Soal-soal penalaran pada ujian nasional sebetulnya hanya sekitar 10 persen dari total jumlah soal. Hal ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar nasional dengan standar internasional, antara lain seperti standar Program for International Student Assessment (PISA).

Pengenalan soal penalaran ini, merupakan upaya mengejar ketertinggalan pencapaian kompetensi siswa Indonesia di tingkat internasional.  Selain itu juga, model soal penalaran merupakan salah satu tuntutan kompetensi dalam pembelajaran abad 21, yakni berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Dengan begitu, siswa diharapkan mampu menganalisa dara, membuat perbandingan, embuat kesimpulan enyelesaikan masalah, dan menerapkan pengetahuan pada konteks kehidupan nyata.

Soal UN tahun 2018 dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang disusun Kemdikbud dengan melibatkan guru, yang selanjutnya ditetapkan BSNP. Kisi-kisi itu telah disusun sesuai kompetensi dasar yang harus diajarkan guru sebagaimana dijabarkan dalam kurikulum di sekolah, dan dituangkan dalam buku mata pelajaran. (Bambang Suryadi, kompas.id/19/04/2018)

Kisi-kisi Ujian Nasional dibuat secara umum/generik, tak spesipik mengarah pada suatu bentuk soal tertentu. Tujuannya agar pembelajaran di sekolah-sekolah tidak terjebak pada proses drilling soal-soal UN. (Muhadjir, kompas.id/19/04/2018).

Soal-soal UN terdiri dari tiga level kognitif yaitu level 1 (pengetahuan pemahaman) sekitar 30 persen, level 2 (aplikasi) sekitar 60 persen, dan level 3 (penalaran) sekitar 10 persen. Soal-soal ditulis oleh guru dan ditelaah guru yang kompeten dan dosen dari beberapa perguruan tinggi.Hasil UN akan dianalisis untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Hasil analisis tersebut akan didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pendidikan. (Totok Suprayitno, kompas.id/19/04/2018).

logoblog
Previous Post
Posting Lebih Baru
Next Post
Posting Lama

Post a comment

Copyright © Manajemen Sekolah. All rights reserved.