Perbaikan dalam pengajaran dan pembelajaran menjadi bagian penting yang harus dilakukan guru untuk memperbaiki kondisi pendidikan yang selama ini lebih fokus pada kemampuan berpikir tingkat rendah menuju kemampuan berpikir tingkat tinggi. Namun, perubahan yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di ruang kelas juga butuh dukungan sistem pendidikan, utamanya dari pemerintah dan pemerintah daerah, yang berkelanjutan dan sesuai dengan kondisi kerja yang dihadapi para guru.
Pembelajaran di ruang kelas |
Jangan guru yang disalahkan karena belum mampu mengembangkan penalaran dalam pendidikan. Sistem pendukung guru, utamanya pemerintah dan pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan yang seharusnya sangat fokus meningkatkan kompetensi guru sesuai jaman, juga belum berbuat maksimal. (Weilin Han).
Diagnosa kemampuan penalaran siswa yang rendah, bukan hanya ditujukan dari penilaian internasional. Dari pemetaan yang dilakukan secara random oleh Kemdikbud lewat Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) beberapa tahun terakhir, terlihat siswa masih bernalar tingkat rendah dengan menghapal. Adapun untuk menggunakan konsep sehingga dapat dipakai dalam pemecahan suatu kasus yang butuh penalaran sangat rendah. (Rahmawati/kompas.id/21/04/2018).
Pembelajaran di Perpustakaan |
Ada soal yang meminta siswa mendesain sebuah kebun binatang. Perintahnya siswa harus mampu menempatkan mahluk hidup dalam kelompok herbivora, karnivora, dan omnivora, sedemikian rupa supaya kebun
binatang bisa berjalan dengan baik. Untuk menjawabnya butuh pemahaman konsep dasar lalu berpikir dengan bernalar. Soal seperti ini umumnya gagal dijawab.
Hasil tes yang dilakukan tiap tahun tidak bermakna jika tidak ada perubahan dalam pengajaran dan pembelajaran. Dari beberapa tahun tes AKSI, belum terlihat perubahan pembelajaran oleh guru secara signifikan. AKSI bukan lagi untuk tes semata, sekolah didorong memanfaatkan AKSI untuk dapat meransang perubahan dalam pembelajaran oleh guru.
Kemdikbud menyiapkan aplikasi motivasi atau modul tes inovatif untuk siswa yang berbasis komputer agar dapat digunakan secara mandiri oleh sekolah. Ada tiga hal yang bisa dimanfaatkan guru yakni untuk persiapan tes, soal ujian sesuai topik, dan guru bisa melihat jawaban siswa dan memberi umpan balik. Saat ini tidak perlu lagi siswa terus-menerus dites. Tapi bagaimana mendorong guru memanfaatkan tes untuk membantu siswa menguasai kompetensi yang seharusnya dikuasai, terutama dalam penalaran.
Pembelajaran di Laboratorium komputer |
Para guru lebih sibuk memperhatikan materi kurikulum yang sifatnya rata-rata harus dikuasai siswa itu tuntas. Guru sibuk supaya isi kurikulum selesai. Hal ini karena pengawas cuma menanyakan ketercapaian materi, bukan apakah anak didik menguasai materi atau tidak. Ini jadi persoalan utama dalam pendidikan kita. Para guru perlu dikenalkan untuk memahami soal neurosains dan pendidikan, yakni bagaimana kerja otak supaya pendidikan bisa jadi sistem yang bisa membantu perkembangan manusia sedemikian rupa. (Conny).