Nilai-nilai Pramuka, yang konsisten dengan nasionalisme serta cinta lingkungan, sejalan dengan program penguatan pendidikan karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga Pramuka jadi ekstrakurikuler wajib. Kegiatan Pramuka sangat cocok diterapkan komunitas sekolah untuk mengembangkan keterampilan anak. Pramuka ideal sebagai praktik pendidikan karakter karena ada aktivitas fisik, intelektual, sosial, dan spiritual.
Kegiatan Pramuka perlu dikemas agar menarik sehingga masyarakat berminat ikut. Selain itu, aktivitas kepanduan perlu ditambah seperti pembelajaran teknologi digital sebagai persiapan siswa memasuki revolusi industri 4.0. Pramuka harus menguasai keahlian coding, robotika, kecerdasan buatan, dan teknologi digital. Selain itu, misi utama membentuk manusia Indonesia tangguh dan taat kepada Pancasila wajib berjalan.
Dalam Pramuka, ada pengembangan fisik, pendewasaan mental, memupuk ketekunan, akhlak, dan kompetensi intelektual. Selama 57 tahun. Pramuka menjadi pelopor gerakan cinta bangsa dan Tanah Air. Salah satu tantangan Gerakan Pramuka ialah mendobrak persepsi warga bahwa kegiatan Pramuka hanya berupa baris berbaris, tali temali, dan berkemah.
Tugas gugus depan Pramuka di sekolah dan komunitas ialah mendekati para orangtua untuk menjelaskan inti Gerakan Pramuka ialah membangun disiplin, kesukarelaan, dan berpikir kritis mencari solusi atas masalah sekitar.
Dari 40 juta anggota aktif Pramuka sedunia, Indonesia berperan penting karena memiliki jumlah anggota terbesar, yakni 22 juta orang. Jadi, Pramuka Indonesia bisa berkontribusi pada pembangunan bangsa dan dunia. Agenda tujuan pembangunan berkelanjutan PBB jadi dasar program Pramuka sedunia.
Bahkan, Pramuka jadi satu-satunya organisasi yang melandaskan kebijakan pada gerakan kesetaraan jender He for She dan jadi duta perdamaian. Keanggotaan Pramuka tak mengenal jenis kelamin, agama, latar belakang ekonomi, sosial, dan politik seseorang. Demikian pula dengan program Pramuka sebagai duta perdamaian.
Melalui Pramuka anak-anak muda dari seluruh dunia bisa berjejaring dan bekerja sama memenuhi tujuan yang serupa. Jambore daring Pramuka sedunia yang dilakukan setiap bulan Oktober dan melibatkan setidaknya 1,5 juta anggota. Isu-isu terkini dibahas bersama dan mereka berbagai usulan untuk solusi.
Pramuka gugus depan didorong bisa memberi perubahan positif, terutama terhadap maraknya kasus intoleransi di masyarakat. Nilai-nilai Tri Satya dan Dasa Dharma yang menjunjung tinggi kemanusiaan semestinya bisa dipraktikkan di sekolah. Keberadaan Pramuka di gugus depan semestinya bisa memperkenalkan kembali nilai-nilai nasionalisme yang inklusif.
---------------------------------
Referensi :
https://kompas.id