Yang menjadi salah satu perlunya perhatian para pendidik saat ini adalah potensi kepemimpinan dalam diri generasi muda bangsa. Untuk itu, sejumlah program untuk menggali dan mengembangkan kepemimpinan dalam diri pelajar dan mahasiswa digagas oleh berbagai institusi pendidikan.
IPB memilih pemimpin organisasi kemahasiswaan yang berprestasi untuk dikuatkan jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan, utamanya dalam bidang pertanian. Selama satu tahun mahasiswa terpilih hidup bersama di Asrama Kepemimpinan IPB. Disiapkan mahasiswa berprestasi dari semester berapapun untuk tinggal di Asrama Kepemimpinan. Mereka hanya tinggal satu tahun dan mendapatkan pembinaan khusus tentang leadership (kepemimpinan), dan enterpreneurship (kewirausahaan). Ditempat inilah komitmen kebangsaan juga akan diperkuat. Ini adalah upaya IPB untuk mencetak technopreneur dengan sistematis dan by design [1].
Asrama Kepemimpinan merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi IPB menjadi techno-socio enterpreneurial university. Mahasiswa mendapatkan sejumlah program pembinaan, antara lain pelatihan rutin kepemimpinan dan kewirausahaan, wawancara tokoh nasional, membangun tradisi menulis dan diskusi pembangunan pertanian, serta proyak lapangan. Asrama Kepemimpinan merupakan bagian dari upaya mewujudkan IPB menjadi techno-socio enterpreneurial university.[1]
Adapun di tingkat SMA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar agenda tahunan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) yang diikuti pengurus OSIS dari seluruh wilayah Indonesia. KKP diharapka mampu melatih siswa untuk menghimpun ide, berpikir kritis, hingga mampu untuk melahirkan solusi-solusi yang kreatif dan inovatif terhadap permasalahan yang dihadapi dirinya, lingkungan, hingga negara.
Peserta dirancang ikut melakukan berbagai aktivitas yang esensinya terletak pada lima aktivitas utama untuk penggemblengan diri pribadi yaitu: Kawah Kepemimpinan, Kawah Kedisiplinan, Kawah Kebangsaan, Kawah Kreativitas, dan Kawah Kepedulian. Melalui berbagai aktivitas ini siswa dilatih, dimotivasi, dan diarahkan agar tertempa menjadi sosok yang memiliki karakter pribadi kuat, terlatih, dan tangkas.[3]
Selain menguatkan potensi kepemimpinan, institusi pendidikan juga membantu generasi muda bangsa untuk mampu hidup bersama dalam keberagaman. Indonesia sejak dulu kala memiliki keberagaman suku, agama, ras, dan antargolngan.
Lewat penguatan pendidikan karakter siswa Indonesia disiapkan menjadi generasi muda bangsa yang cerdas dan berkarakter. Sejumlah karakter yang mendukug hidup dalam kebersamaan di tengah keragaman yang ada, yakni gotong royong dan nasionalisme.[4]
---------------------------
[1] Arif Satria (Rektor Institut Pertanian Bogor), kompas.id/dikbud/2018/06/18.
[2] Hamid Muhammad (Direktur Pendidikan Dasar dan Menengah, Kemdikbud). kompas.id/dikbud/2018/06/18.
[3] Suharlan (Kepala Subdirektorat Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMA, Kemdikbud), kompas.id/dikbud/2018/06/18.
[4] Muhadjir (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) kompas.id/dikbud/2018/06/18