Apa Itu Literasi Digital ?

"Literasi digital" adalah salah satu teknologi didalam kata kunci kelas yang dipaparkan oleh para ahli sebagai rincian bagi siswa abad ke-21. Itu ada dimana-mana, dan sering diucapkan  oleh orang, tetapi mencari tau apa artinya bisa tidak mudah. "Literasi" secara sederhana dapat diartikan sebagai: Kemampuan membaca dan menulis jadi "literasi digital" harus mencapai tujuan tersebut menggunakan teknologi di ruang kelas.


Apa Itu Literasi Digital ?

Pengertiannya tidak sesederhana itu, berikut ada beberapa definisi literasi digital yang bisa jadi rujukan: 

"Kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari berbagai sumber ketika disajikan melalui komputer"-Paul Glister, Digital Literacy.

"Kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, berbagi, dan membuat konten menggunakan teknologi informasi dan internet."- University Cornell.

"Kemampuan seseorang untuk melakukan tugas secara efektif dalam lingkungan digital... termasuk kemampuan membaca dan menafsirkan media, untuk memproduksi data dan gambar melalui manipulasi digital, dan untuk mengevaluasi dan menerapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari lingkungan digital."- 


"Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, alat komunikasi atau jaringan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan dan membuat informasi."

Secara filosofis, ini semua adalah definisi yang baik, tetapi setelah lima belas tahun kemudian istilah "literasi digital" jauh lebih rumit terutama ketika berbicara tentang siswa yang telah dipengaruhi oleh gadget seperti iPad dan smartphone.

Berikut beberapa teknologi transformatif yang dapat digunakan dalam keterampilan kelas yang dibutuhkan siswa ketika sudah melek digital :

Media Sosial

Kekuatan media sosial tidak dapat disangkal. Meskipun penggunaannya terus menjadi kontroversial di beberapa kalangan, termasuk pendidikan, kedekatan dan jangkauannya sulit dikalahkan sebagai alat komunikasi. Sebagaian besar siswa menyadari manfaat media sosial. Sekaran tugas kita untuk memanfaatkannya dengan membekali siswa dengan pengetahuian yang tepat untuk menggunakannya dengan benar.

Komputasi awan

Terkadang tugas di kelas  diselesaikan di rumah. Situasi ini membutuhkan peralihan yang baik dari peralatan misalnya  Chromebook di kelas dan PC pribadi siswa dirumah. Komputasi awan membuat semua ini bisa terjadi. Ini dapat diakses dimana saja dengan internet atau wifi, di perangkat apa pun, oleh siapapun yang diberikan akses. Siswa perlu memahami cara kerja cloud atau komputasi awan.

Teknologi Dasar yang dibutuhkan Kelas 

Literasi digital menyiratkan keterampilan membaca-menulis yang sama, tetapi tampa kertas, pensil, buku, atau kuliah. Ini dibangun dengan tujuan dan didorong oleh siswa.  Sebagai seorang guru maka akan memberikan hal berikut:

  • Perangkat digital seperti laptop, iPad, Chomebook, atau desktop, untuk penggunaan sehari hari
  • Kelender kelas digital dengan tanggal jatuh tempo, aktivitas, dan acara lainnya
  • Email siswa atau beberapa metode komunikasi cepat dengan siswa di luar kelas. Ini bisa berupa media pesan seperti twitter atau forum khusus.
  • Halaman awal internet kelas untuk membuat situs wev, widget, dan alat digital lainnya yang digunakan untuk belajar
  • Perangkat backchannel untuk menilai pembelajaran siswa saat sedang berlangsung google Apps.
  • Situs web atau blog kelas untuk berbagi kegiatan kelas dengan orang tua dan pemangku kepentingan lainnya.
  • Portofolio digital siswa untuk membuat dan mengumpulkan karya siswa untuk dilihat dan dibagikan
Database Digital

Perpustakaan fisik sering tidak bisa diakses ketika dibutuhkan. Ditambah lagi, koleksi sumber daya yang dimiliki terbatas. Database digital adalah perpustakaan yang tak terbatas, dapat diakses oleh pengunjung dimana saja dan kapang saja.  Para siswa harus belajar bagaimana menjelajahi ruang-ruang virtual ketika beraktivitas di ruang kelas.Ini termasuk akses online ke perpustakaan sekolah.

Kolaborasi Virtual

Kelompok belajar siswa secara manual harus ada waktu, tempat, dan jadwal untuk pertemuan. Kolaborasi virtual tidak membutuhkan hal tersebut. Dokumen bisa dibagikan dengan semua pemangku kepentingan dan diakses sesuka hati. Banyak alat digital seperti google Apps memungkinkan siswa untuk berkolaborasi pada dokumen dari perangkat pribadi yang terpisah.

Diskusi dapat berlangsung di kamar tidur siswa atau halaman belakang rumah, melalui situs virtual. Berbagai macam materi atau sumber lainnya dapat dibagikan tanpa membawa sekumpulan materi ke ruang pertemuan. Kegiatan ini dapat direkam dan dibagikan dengan anggota yang tidak hadir atau diulang untuk ditinjau.

Berbagi untuk Membangun Pengetahuan

Tidak seorang pun dapat memberikan semua yang perlu kita ketahui tentang suatu masalah. Ketika orang berbagi pengetahuan dan wawasan mereka, maka kelompok akan tumbuh dalam kompetensi. Sekarang, yang diperlukan hanyalah kurasi virtual dari karya siswa, disajikan melalui laman web, atau streaming You Tube, atau pendekatan lain yang sesuai dengan kelompok siswa . Dengan cepat dan mudah, pekerjaan dapat dibagikan untuk kepentingan semua.

Evaluasi Informasi Online

Karena banyaknya informasi online yang didapatkan oleh siswa, maka mereka perlu ada kemampuan untuk mengevaluasi kebenaran informasi yang mereka peroleh misalnya mempertanyakan apakah situs yang dikunjungi sah atau tipuan, penulis ahli atau bukan atau informasi terkini atau sudah kedaluarsa.

Etika  Dunia Digital

Karena siswa menghabiskan begitu banyak waktu online, mereka perlu memahami bagaimana bertindak di lingkungan itu. Ini termasuk topik yang merinci hak dan tanggung jawab warga digital seperti: perundungan siber, legalitas materi online, membeli barang secara online, jejak kaki digital dan Privasi dan keamanan saat berselancar di dunia digital.

Menjadi warga yang baik di dunia digital tidak berbeda dengan dunia fisik. Ada strategi praktis diseputar pengguna yang tepat dan pemahaman tentang budaya yang menembus wilayah yang luas dan  anonim.

Pertimbangan  kedelapan topik diatas adalah hal yang akan dibahas segera setelah siswa mulai mengunjungi internet. Lakukan dengan cara yang sesuai usia dan dilatih berulang-ulang sampai menjadi bagian dari pemahaman siswa.

logoblog
Previous Post
Posting Lebih Baru
Next Post
Posting Lama

Post a comment

  1. Apa dampak negatif dari penggunaan media sosial yang perlu dihindari dalam konteks pendidikan? Visit Us Telkom University

    BalasHapus

Copyright © Manajemen Sekolah. All rights reserved.