Metode Mengajar Agar Siswa Mencintai STEAM

Pelajaran sains, teknologi, keinsinyuran, seni, dan matematika atau STEAM masih menjadi momok bagi banyak siswa karena dianggap susah. Untuk membuat siswa tertarik, guru dan orangtua harus membuat trik-trik atau jebakan-jebakan agar anak-anak jatuh cintah terhadap STEAM.

Metode terbaik mengajarkan STEAM adalah melalui permainan. Akan tetapi, permainan tersebut tidak sekedar untuk bersenang-senang, melainkan merupakan permainan yang berdasarkan studi kasus berbagai hal di kehidupan sehari-hari yang bahkan sering tidak kita perhatikan.

Metode Mengajar Agar Siswa Mencintai STEAM

Sejak kelas I SD sebaiknya anak sudah dikenalkan dengan STEAM. Kemasannya memakai permainan seperti balok, menyusun keping puzzle, sampai ada koregrafi tarian dan nyanyian. Biasanya ketika bermain orangtua dan guru sekadar membiarkan anak asyik sendiri. Ketika anak didampingi dan dijelaskan bentuk-bentuk bangun ruang dan bangun bidang, mereka mulai mengenal arsitektur.

Demikian pula ketika menggambar, tidak hanya membiarkan anak bebas menggoreskan pensil warna di atas kertas, tetapi juga meminta mereka menjelaskan bentuk-bentuk yang mereka torehkan. Guru juga dapat meminta siswa menunjukkan ukuran bidang digambar mereka. Misalnya ketika menggambar bunga, siswa diminta menunjuk bunga yang lebih besar daripada yang lain. Mereka juga diajak menghitung bunga yang digambar.

baca juga : Keterampilan STEAM abad 21 yang harus diketahui siswa

Siswa tidak menyadari mereka sedang belajar Matematika karena suasana menyenangkan. Ketika Matematika konseptual dikenakan dikelas III, mereka tidak ketakutan. Guna membuat suasana lebih menantang sekaligus mengasah karakter kompetitif anak secara positif, sekolah juga mengadakan lomba-lomba STEAM yang dibentuk dalam permainan. Bentuknya bisa permainan individual maupun kelompok.

Permainan tantangan mencari harta karun, misalnya, di dalamnya berisi berbagai soal STEAM yang dirumuskan dalam bentuk cerita.  Permainan-permainan ini  menggantikan konsep ulangan akhir materi sehingga anak tidak jenuh, apalagi stres. Mereka tidak menyadari bahwa dari penyelesaian permainan itu guru bisa menilai kemampuan siswa memahami konsep sekaligus karakter yang dimiliki oleh tiap-tiap siswa seperti mampu bekerja sama dengan temanya, penyabar dan kreatif.

Penting juga mengikutsertakan anak ke berbagai lomba STEAM. Menang dan kalah tidak perlu ditekankan kepada mereka. Hal terpenting adalah mereka percaya diri, mau menerima serta menyelesaikan tantangan yang diberikan, serta bisa bekerja di dalam tim. Lomba tidak pernah menjadi beban bagi mereka.

baca juga : Dunia butuh generasi muda yang berminat eksakta

Sejatinya STEAM adalah mengetahui cara dan proses bekerja sebuah benda sehingga menghasilkan suatu peristiwa. Masih ada guru yang menganggap STEAM hanya bisa dilakukan dengan alat-alat yang canggih. Padahal, teknologi terbaik adalah yang ada di sekitar kita. Anak-anak di desa justru punya banyak keuntungan daripada anak kota karena dekat sekali melihat proses berbagai kegiatan.

Contoh lain misalnya, sebilah cangkul bisa diperoleh pembelajaran STEAM yang mendalam. Mereka belajar fungsi cangkul dan menelaah bentuk beserta ukuran komponen cangkul agar bisa melaksanakan fungsi tersebut. Apabila guru ingin membuat pelajaran lebih menantang, bisa dengan mengajak siswa merancang ukiran atau pun bentuk cangkul yang lebih efisien.

logoblog
Previous Post
Posting Lebih Baru
Next Post
Posting Lama

Post a comment

Copyright © Manajemen Sekolah. All rights reserved.