Pentingnya Pengembangan Alat Bantu Belajar Matematika

Penggunaan alat bantu seperti kalkulator saintifik bukan lagi menjadi momok dalam pembelajaran matematika. Kalkulator dengan kecanggihan teknologinya bisa membantu guru dan siswa semakin memahami konsep matematika serta memberi kesempatan mereka untuk mengutak-atik soal agar bisa mencari rumus-rumus terbaru.


Pentingnya  Pengembangan Alat Bantu Belajar Matematika

Selama ini kebanyakan guru matematika menganggap kalkulator sebagai benda yang lebih banyak dampak negatifnya. Guru-guru matematika umumnya melihat kalkulator membuat siswa malas berpikir, sehingga menumpulkan kemampuan mereka dalam berhitung. Padahal fungsi komputasi hanya salah satu dari empat fungsi kalkulator. Tiga fungsi lainnya ialah eksplorasi, afirmasi, dan representasi.

Selama ini waktu siswa  dalam belajr matematika dihabiskan untuk berhitung. Waktu berhitung sebenarnya bisa dihemat sehingga sisa waktunya bisa digunakan untuk mengeksplorasi metode-metode baru dalam menyelesaikan sebuah persoalan.
.
Sebagai contoh, dalam soal ujian matematika bidang trigonometri umumnya menggunakan angka-angka istimewa seperti sudut 90 derajat, 45 derajat, dan 35 derajat. Hal ini untuk memudahkan siswa melakukan perhitungan. Apabila menggunakan kalkulator, siswa bisa bereksplorasi dengan angka-angka yang tidak lazim, seperti pecahan. Bahkan, bentuk soalnya juga bisa lebih bervariasi.

Bagaimanapun juga, kalkulator hanya alat untuk memudahkan siswa berhitung. Kunci utamanya ialah kemampuan siswa bernalar, mengenali pola matematis, dan memahami konsep materi ajar. Pemamfaatan teknologi ini juga sejalan dengan pendalaman pembelajaran berbasis nalar tingkat tinggi di bidang matematika.

Soal-soal nalar tingkat tinggi tersebut sudah muncul dalam ujian nasional 2018. Hasil Ujian Nasional tersebut menunjukkan 80 persen siswa tingkat SMP, SMA, dan SMK mendapat nilai di bawah standar minimun 55,1. Permasalahannya karena mereka tidak memahami konsep.

Salah satu contoh soal yang muncul dalam UN ialah mengenai harga tanah yang terus naik, sementara harga bangunan terus menurun. Siswa diminta menghitung harga sebidang tanag dan bangunan diatasnya dalam kurung waktu beberapa tahun kedepan. Soal tersebut memiliki konsep indeks kenaikan harga dan peluruhan.

Pembelajaran konsep membutuhkan waktu lebih lama daripada sekadar menghafal rumus dari kisi-kisi  ujian seperti yang biasa dilakukan selama ini. Kemampuan komputasi hendaknya sudah dikuasai siswa ketika lulus dari SD.

Pada tingkat SMP dan SMA, siswa memperdalam konsep matematis. Penilaian kemampuan matematika siswa tidak hanya pada hasil akhir perhitungan, tetapi pola pikir mereka dalam mencari rumus yang tepat untuk menyelesaikan persoalan. Tugas guru ialah mengutak-atik soal dan mengajar berbagai kemungkinan rumus tersebut.

Dalam pengembangan alat pembelajaran dalam modul alat bantu yang akan digunakan ialah kalkulator saintifik. Selain bisa menampilkan grafik, kalkulator tersebut juga bisa menampilkan berbagai rumus. Hal ini mempermudah guru dan siswa untuk menerapkan rumus dalam pembelajaran sehari-hari. 

logoblog
Previous Post
Posting Lebih Baru
Next Post
Posting Lama

Post a comment

Copyright © Manajemen Sekolah. All rights reserved.