Keluarga dan lembaga satuan pendidikan anak usia dini didorong untuk menyukseskan gerakan literasi nasional dengan membacakan buku pada anak-anak usia dini. Kebiasaan membacakan buku pada anak-anak bukan hanya untuk menumbuhkan minat baca sejak dini, namun membangun ikatan batin yang kuat antara orang tua dan anak.
Gerakan ini penting karena buku merupakan jendela dunia dan sumber ilmu pengetahuan. Dengan perkembangan gadget, kita mau mendahulukan anak untuk tumbuh dulu minat baca bukunya. Dengan demikian wawasan anak berkembang dari cerita yang didengarnya dari buku bacaan, yang bisa jadi contoh dan imajinasi anak untuk jadi narasi dalam perkembangan kognitif anak.
Orangtua sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak di dalam keluarga, merupakan guru yang paling efektif untuk mengenalkan buku. Keluarga juga efektif untuk membantu terbentuknya anak yang cerdas di rumah.
Pemerintah daerah perlu memberikan dukungan tersedianya buku-buku anak yang berkualitas. Terbangunnya kebiasaan membacakan buku pada anak juga akan menumbuhkan terus perkembangan penerbitan buku anak, termasuk menggali cerita anak dari daerah sesuai kearifan lokal daerah. Dengan kebiasaan membacakan buku terhadap anak usia dini akan jadi wahana untuk tumbuh kembang karakter anak di masa depan.
Keterlibatan ayah dan ibu membacakan buku adalah sebuah kebutuhan dalam pengasuhan karena dapat mendekatkan hubungan dalam pengasuhan karena dapat mendekatkan hubungan orangtua dan anak. Membacakan buku dapat mengoptimalkan kemampuan anak berkomunikasi dan berbahasa sejak dini.
Keterlibatan keluarga dengan membacakan buku sejak usia dini dirasa penting untuk mendukung gerakan literasi. Sebab, hasil survei penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) 2015 menunjukkan, siswa Indonesia berada di urutan 64 dari 72 negara dalam kompetensi literasi. Selain itu, data dari Badan Statistik (BPS) tahun 2015 ,47 persen anak usia sekolah lebih suka menonton televisi dan sekitar 13,11 persen yang suka membaca.
Pada abad ke- 21 ini adalah abad dimana dibutuhkan anak-anak yang mampu berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Abad ini menuntut orangtua untuk mendampingi anak-anaknya mampu menguasai kecakapan beragam literasi, anatara lain baca-tulis numerasi, sains, finansial, digital, serta budaya, dan kewarganegaraan.
Orang tua sebaikya jangan memaksa anaknya yang masih usia dini untuk membaca buku sendiri. Orang tua yang mesti membacakan dulu buku untuk anak-anak. Lewat kegiatan baca buku bersama, penanaman karakter di dalam keluarga juga bisa ditumbuhkan. Di PAUD juga akan dibiasakan supaya pendidik membacakan buku bagi anak-anak. Kebiasaan tersebut juga akan ditularkan pada keluarga anak di rumah.
Pembacaan buku bisa diintegrasikan degan tema pembelajaran di PAUD. Dengan membiasakan secara rutin, sekitar 10 menit saja, sudah bisa berdampak. Kita perlu membangun penguatan literasi sejak usia dini di PAUD dan rumah.
Gerakan Nasional Orang tua membacakan buku bisa membuahkan hasil jika dilaksanakan secara rutin dan dilakukan dengan cara menyenangkan supaya disimpan dalam memori anak. Selain itu membacakan buku kepada anak disesuaikan dengan tahapan perkembangan usia anak.
Gerakan literasi jangan hanya difokuskan pada anak usia pendidikan dasar dan menengah. Padahal jika dari usia dini akan lebih baik lagi.