Generasi Sehat untuk Bonus Demografi 2030

Melimpahnya jumlah penduduk usia produktif yang dialami Indonesia merupakan hal yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan capaian-capaian positif di berbagai bidang. Hal ini harus dimulai dengan menciptakan generasi yang sehat, baik jiwa maupun raga. Pemenuhan gizi seimbang dilakukan sebagai awal yang baik untuk tumbuh kembang anak. Bonus demografi tidak akan berararti apa-apa tanpa generasi muda yang sehat jiwa dan raga.

Dengan sehat jiwa dan raga, mereka akan mampu memaksimalkan potensi mereka dalam berbagai hal. Generasi muda akan menjadi pelaku utama pembangunan saat Indonesia mengalami bonus demografi. Kontet (stunting) masih menjadi salah satu ancaman bagi anak Indonesia. Kontet atau kerdil membawa dampak negatif, tidak hanya pada hidup anak, tapi juga pada potensi bonus demografi. Untuk itu, permasalahan yang satu ini harus diselesaikan dan diatasi mulai sejak anak berada di dalam kandungan.

Proyeksi Piramida penduduk Indonesia sampai tahun 2045


Indonesia diperkirakan akan menyonsong bonus demografi pada  tahun 2030. Generasi muda Indonesia yang produktif saat ini ada yang menghadapi ancaman kontet yang terjadi ketika anak mengalami kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama dan terus menerus. Akibatnya, anak tidak mengalami pertumbuhan fisik yang maksimal.

Tinggi badan anak stunting  mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek dari rata-rata tinggi anak seusianya. Tidak hanya berdampak pada pisik, kecerdasan anak stunting biasanya juga tidak lebih baik daripada anak yang tidak mengalaminya. Anak yang menderita malnutrisi juga cenderung lebih muda sakit dan mengalami masalah kesehatan, seperti kanker, diabetes, dan jantung.

Oleh karena itu, masalah kesehatan, terutama mengatasi kontet juga penting untuk menghasilkan generasi muda sehat yang produktif. Pemenuhan gizi pada anak dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan. Setelah anak dilahirkan, pemenuhan gizi yang seimbang berguna untuk memaksimalkan pertumbuhan otak dan juga fisik anak.

Bonus demografi dipandang sebagai jalan bagi Indonesia untuk bisa meloncat menjadi negara maju. Momentun ini juga dinilai strategis dalam meningkatkan capaian Indonesia di berbagai bidang. Kondisi ini memberikan keuntungan ekonomi berupa ledakan jumlah penduduk usia produktif, yaitu usia 15-64 tahun. Jika dimamfaatkan dengan baik, keuntungan tersebut bakal mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.

Upaya menciptakan generasi muda yang sehat telah menjadi perhatian berbagai kalangan yang bertujuan memberikan kesadaran pola hidup sehat kepada anak dan keluarga melalui serangkaian workshop yang berkaitan dengan nutrisi, makanan higienis, dan kesehatan jasmani.Program mereka juga sebagai nyata dalam mempersiapkan Generasi Emas tahun 2045.

Saat Indonesia genap berusia 100 tahun, menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana, dan gagasan tentang Generasi Emas 2045. Istilah ini muncul karena ada satu harta karun yang bisa menjadi modal untuk kelangsungan bangsa dan negara ini ke depannya, yaitu bonus demografi. Pada 20145, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah penduduk Indonesia 70 persennya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30 persen merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Diyakini bahwa kesehatan merupakan syarat utama dalam melakukan aktivitas secara optimal dan pada gilirannya akan berpengaruh terhadap produktivitas dan prestasi hidup manusia. Berkembang menjadi pribadi yang sehat, aktif, cerdas, dan kreatif secara mental dan jasmani sampai  ia dewasa.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu orang tua juga mempunyai peran penting untuk dapat mewujudkan melalui pola makan dan gaya hidup yang sehat.

logoblog
Previous Post
Posting Lebih Baru
Next Post
Posting Lama

Post a comment

Copyright © Manajemen Sekolah. All rights reserved.