
Sebelumnya, sejumlah aplikasi juga pernah diblokir atau diancam diblokir pemerintah, seperti Vimeo, Reddit, Netflix, Telegram hingga WhatApp. Beberapa aplikasi masih diblokir hingga saat ini. Selain konten berbau pornografi, aplikasi itu juga dimanfaatkan untuk penyebaran informasi radikalisme.
Aplikasi teknologi informasi, termasuk media sosial, adalah produk teknologi. Semua produk teknologi ibarat pedang bermata dua, bisa menguntungkan sesuai semangat asal pembuatannya atau merugikan meski kemunculan efek buruk itu sering tidak disadari atau baru dirasakan dalam waktu lama.
Media sosial bisa dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi dan bersosialisasi, meningkatkan kreativitas, menumbuhkan kesadaran sosial, hingga mengakses sumber pelajaran. Bagi remaja, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk mengakses informasi kesehatan yang benar, terutama untuk hal-hal yang masih dianggap aib, seperti masalah kesehatan jiwa dan hal tabu seperti informasi tentang kesehatan reproduksi.

Pada tahun 2017, pengguna media sosial aktif sekitar 40%, tumbuh 34% dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar diantaranya adalah remaja dan penduduk usia muda. Mereka rata-rata menghabiskan 3 jam 16 menit per hari untuk mengakses media sosial. Bagi anak usia sekolah dasar dan remaja, media sosial bisa berdampak positif atau negatif, tergantung konten yang diikuti atau ditekuni.
Makin usia dini terpapar media sosial, pengaruh negatifnya akan lebih banyak berperan. Sebagian orang tua justru menfasilitasi dan mendorong penggunaan media sosial tanpa mengontrol dan memandu anaknya menjelaskan mana yang pantas atau layak bagi anak sesuai umur mereka. Bahkan sebagian orang tua justru bangga bila anak kecilnya sudah bisa merekam video dan menggunakannya ke media sosial.

Orangtua punya peran sentral dalam memanfaatkan media sosial dan penggunaan gawai pada anaknya. Orangtua perlu membatasi dan mendampingi penggunaan gawai anaknya, sejak mereka masih balita. Pemblokiran oleh pemerintah hanya salah satu cara agar pengelolah media sosial mengelolah kontennya hingga meminimalkan dampak buruknya, khususnya pada anak. Namun nyatanya konten negatif masih sering muncul di media sosial.
Filter terbaik media sosial adalah pengguna dan orang tua jika pengguna media soaial adalah anak-anak. Kondisi itu menuntut kebijakan orang tua. Namun upaya mengontrol itu akan percuma jika orangtua yang justru rajin menggunakan media sosial dan gawai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar